Meluruskan Orientasi

0 comments

Bismillahirrahmanirrahim.
Beberapa tahun yang lalu, terjadilah sesuatu yang luar biasa dalam sistem sosial kita. Saat berdandan (grooming) atau peka jenama (brand-consciousness) sering terkait dengan ciri-ciri feminin, tak semena-mena ia sudah menjadi definisi untuk laki-laki. Dan pada 1994, Mark Simpson – seorang jurnalis British memberi gelar baru kepada lelaki-lelaki yang punya sisi feminin ini sebagai pria-pria ‘metroseksual‘.
Metrosexual is a neologism portmanteau of metropolitanand heterosexual coined in 1994 describing a man (especially one living in a post-industrialcapitalist culture) who displays attributes stereotypically associated with homosexual men (such as a strong concern for his appearance), although he is not homosexual.
Demikian Wikipedia mendefinisikan apakah itu ‘metrosexuality‘. Ironinya, walau ada terkait dengan homoseksualiti, ikon metroseksual yang ditampilkan nyata tak diragui kelelakiannya. Dia adalah suami kepada wanita yang jelita (menurut neraca bukan Islami), bapa kepada 3 orang anak lelaki dan merupakan seorang  pemain bola sepak. Itulah dia Encik David Robert Joseph Beckham aka David Beckham.
Beckham & sons
Grooming, brand-consciousness, fashion-consciousness, shopaholics, bahkan ada yang sangat anti terhadap aktiviti sukan (sebuah trait yang nyata menyimpang dari Beckham). Demikian antara trait-trait feminin terkait pria-pria metroseksual. Merujuk kepada frasa English “Men are from Mars, Women are from Venus” – sebahagian pemuda punya alasan “Not all Martians play football“. “You never know what happened back in Martians. Some just didn’t turn out to be a true Martian“.
Walhal hakikatnya, penciptaan kita sama – dari Adam, dari tanah dan dari nutfah. Seperti mana sunatullahnya, setiap kerajaan ada masa naik dan turun. Begitu juga trend. Dan, kini the “in” trend adalah bukan metroseksual, tapiuberseksual. (A male who is similar to a metrosexual but displays the TRADITIONAL MANLY qualities such as CONFIDENCE, STRENGTH, and class – leaving no doubt as to his sexual orientation)
Lantas, ayuh punyailah sifat-sifat rijal yang seharusnya! Bukan kerana itulah the ‘in’ trend, tapi kerana itulah sifat-sifat yang telah dicontohkan Rasulullah saw, para sahabat dan mereka yang berada di jalan ini. Ya, jika luarannya sebagus Beckham, alhamdulillah, itu bonus. Namun apalah gunanya jika iman tidak sekacak luarannya.
Contohilah Salman al-Farisi, putera keluarga Majusi yang begitu dimanja-manjakan persis anak dara. Lalu, kerana naluri ingin mencari Tuhan yang begitu menggelorakan; Salman melepaskan diri dari kurungan keluarga, mengembara begitu jauh, hidup penuh susah-payah dan akhirnya perjalanan mencari kebenarannya berakhir dalam pelukan Rasulullah saw di kota Madinah!
Contohilah Mus’ab Umair, antara pemuda kota urban Mekah terkacak yang terkenal dengan perfume eksklusifnya. Dia pernah menjadi bicara hampir setiap gadis-gadis kota Mekah seperti mana layaknya hero Korea series di zaman sekarang. Lalu, kerana naluri keimanan yang membuak-buak, Mus’ab meninggalkan gaya hidup urban dan menjadi ar-rijal sejati. Hidup ‘bekas metroseksual’ ini berakhir dengan kecilnya kain kafan sehingga kakinya terpaksa ditutup dedaunan, lantas Rasulullah saw sendiri hiba menangisi akan Mus’ab Umair ra – syuhada’ Uhud.
Seperti mana jutsu 'Lightning Blade' milik Kakashi, biiznillah, akan kita sinarkan bumi ini dengan kilat-kilat hidayah
Ayuh, luruskan orientasi kita supaya menjadi ar-rijal yang sebenarnya dan akan kita terus gemakan doa pemuda-pemuda gua itu!
[Ingatlah] tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami [ini]“. [al-Kahfi 18:10]
Allahualam..


Post a Comment